1.
Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Masa
Kanak-Kanak
Yang
saya pelajari di dalam mata kuliah psikologi agama bahwa sifat-sifat agama pada
anak-anak tidak mendalam, anthromorphis, verbalis & ritualis, imitiatif,
rasa heran. Saya rasa sifat-sifat agama pada anak-anak ini sangat sama dengan
apa yang sudah saya alami ketika saya masih berumur -+ 6 tahun, saya meyakini
bahwa tuhan itu ada, tetapi saya belum sadar arti dari shalat, berdoa, puasa,
dll itu adalah kewajiban bagi saya sebagai seorang muslimah. Di saat itu pula
saya hanya mengikuti dari orang-orang yang di sekeliling saya. ketika orang tua
saya shalat, saya pun mengikuti mereka karena tuntutan dari orang tua,karena mereka berkata pada saya shalat itu kewajiban seorang muslim dan shalat merupakan salah satu
rukun islam, dan apabila kita tidak mengikuti maka dosa pun akan
menghampiri, dan tuhan pun akan membenci kita dan menjauhi diri kita serta
tidak disayangi oleh tuhan. Dan sinilah saya sedikit sadar arti dari shalat,
puasa, dll (yang berkaitan dengan keberagamaan) yang awalnya itu tuntutan
sampai timbulnya kesadaran dalam diri saya (karena orang tua saya memperkenalkan agama), saya percaya akan
adanya tuhan dan agama dalam hidup saya. Dan timbulah rasa ketergantungan karena saya ingin mendapat perlindungan dari
tuhan (Allah) saya, keinginan,tanggapan, serta
keinginan untuk di kenal muncul dalam diri saya.
Intinya,
perkembangan keberagamaan dalam diri saya pada masa kecil hanya ingin di
perhatikan, hanya mengikuti tanpa tahu arti akibat-sebab nya dari semua yang
saya lakukan. Serta masih memahami dan menafsirkan sesuatu hanya dari sudut
pandang saya saja, dan belum bisa mengintegrasikannya antara pendapat orang
lain dan sebagainya.
2.
Perkembangan Jiwa Kebagamaan Pada Masa
Remaja (saat ini)
Masa
remaja adalah masa dimana peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
masa dimana penuh keindahan, masa mencari identitas diri, serta mencari hal-hal
yang baru.
Dulu
ketika saya kecil hanya mengerti sebatas teori dalam ilmu-ilmu agama, sedangkan
pada saat remaja ini saya mengenal arti dari sebuah pertanggung jawaban. Pada
saat remaja ini banyak gejala-gejala yang saya alami dalam konversi agama.
Perubahan
yang saya rasakan pada saat remaja yaitu:
·
Perubahan fisik
Perubahan
saya dari kecil sampai sekarang ini sangat beda. Dilihat dari bentuk tubuh yang
mulai membesar (tinggi), suara semakin merdu, bahkan wajah pun semakin cantik. dll
·
Perubahan biologis
Perubahan
mulai dari tumbuh kembangnya organ-organ dalam diri saya. Sudah menstruasi
(sudah baligh), dan kematangan seksual (sudah mengerti pacaran, hormon semakin
meningkat), dll
·
Perubahan cara berfikir & mental
Perubahan
ini lah yang menjadikan saya semakin mengerti akan kewajiban yang harus saya
alami, karena semakin banyak ilmu yang didapat yang harus saya terapkan. Dan
mulai mengetahui benar dan salahnya suatu hal.
Dari perubahan-perubahan inilah yang
membuat terjadinya konversi agama dalam diri saya. Saat ini saya sudah mengerti
perubahan fisik yang ada dalam diri saya, semakin ingin tahu segala sesuatu
yang berkaitan dengan unsur-unsur keinginnya mencari jati diri.
Perkembangan
perasaan saya saat ini pun sangat berubah, serta cara berfikir pun sudah
mengerti arti dari mana yang benar dan mana yang salah.
Disini
saya merasa sudah harus bertanggung jawab atas segala sesuatu. Karna ketika
saat datang pertamanya menstruasi dalam diri saya disitulah saya harus tanggung
jawab atas apa yang saya lakukan. Mungkin waktu kecil (sebelum datangnya
menstruasi) dosa saya masih ditanggung orang tua, tetapi setelah datangnya mens
itu saya harus mengerti bahwa amal perbuatan yang saya lakukan akan dimintai
pertanggung jwabannya kelak diakhir nanti. Dan shalat pun yang tadinya keharusan menjadi kebutuhan bagi saya, karna dengan shalat hati saya bisa menjadi
tenang, dengan shalat saya bisa dekat dengan tuhan, dengan shalat saya
dilindungi oleh tuhan, dll.
Di masa
remaja ini saya tidak hanya sebagai masa kebingungan tetapi juga saya mulai
mencari identitas diri, mencari hal-hal baru, saya ingin merasakan hal-hal yang
belum saya rasakan. Tingkat keyakinan dan ketaatan beragama saya sangat
tergantung dalam kemampuan saya menyelesaikan keraguan & konflik batin yang
terjadi dalam diri saya sendiri. Tapi Alhamdulillah lingkungan sekitar saya
sangat mendukung saya dalam menyelesaikan keraguan serta konflik yang terjadi
dalam diri saya dengan cara mengikuti beberapa pengajian-pengajian serta
mendengarkan nasehat-nasehat dari orang tua, keluarga, guru, teman-teman, serta
masyarakat yang membuat saya semakin percaya akan adanya tuhan, dan meyakinkan
saya bahwa hidup itu perjuangan dalam memperjuangkan keimanan dan ketaqwaan
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar