SMK Tunas Grafika Informatika
Lahirkan Generasi Putra Putri Bangsa
Wujudkan Sekolah Berjiwa Pancasila
Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa
SMK Tunas Grafika Informatika
Trus Berkarya Berprestasi Menggapai Masa
Takkan Surut....
Takan Gentar........
Maju Jaya ...
SMK Tercintaaaa...
Jayalah Jayalah SMK ku Tercinta..
Bersama Meraih Masa Depan Gemilang...
Satukan Asa Wujudkanlah Citamu
SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA....
BY : Risa Pangestu (01 Mei 2016)
Risapangestu@gmail.com
Full Name : Risa Pangestu / Born : Jakarta, 28 Augst 1991 / Gendr : Female / Nationality : Indonesia / Religions : Moslem / Address : Jakarta, Indonesia (I have no particular talent. I am merely inquisitive) ____"Doa bukanlah permintaan. Doa merupakan kerinduan jiwa. Itu adalah pengakuan atas kelemahan seseorang... Adalah lebih baik jika dalam doa kita memiliki hati tanpa kata-kata daripada kata-kata tanpa hati MAHATMA GANDHI"_____
Sabtu, 30 April 2016
Minggu, 08 Juli 2012
HYMNE SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA
SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA
BERJIWA PANCASILA HARAPAN BANGSA
trendi berdikari slalu berprestasi
terwujud cita-cita di dalam hati
trendi berdikari dan berdharma bakti
tertanam di jiwa dan di sanubari
SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA
MENGUGAH PRESTASI TANAMKAN KEJUJURAN
HADIRNYA MEMBUKA GERBANG ILMU YANG LUAS
LANGKAHNYA KAN PASTI TUK BUMI PERTIWI
TERUKIR NAMAMU DI PERSADA INI
BERSAMA SEMUA MIMPI-MIMPI
TRIMA KASIHKU KU UCAP SELALU
SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA
BERJIWA PANCASILA HARAPAN BANGSA
trendi berdikari slalu berprestasi
terwujud cita-cita di dalam hati
trendi berdikari dan berdharma bakti
tertanam di jiwa dan di sanubari
SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA
MENGUGAH PRESTASI TANAMKAN KEJUJURAN
HADIRNYA MEMBUKA GERBANG ILMU YANG LUAS
LANGKAHNYA KAN PASTI TUK BUMI PERTIWI
TERUKIR NAMAMU DI PERSADA INI
BERSAMA SEMUA MIMPI-MIMPI
TRIMA KASIHKU KU UCAP SELALU
SMK TUNAS GRAFIKA INFORMATIKA
Kamis, 01 Maret 2012
what is the meaning of special education ?
ABK (anak berkebutuhan khusus) :
Dalam UU RI nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
IV pasal 5 ayat 2, 3, dan 4 dinyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah:
- Anak yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial sehingga berhak memperoleh pendidikan khsusu.
- Anak di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil sehingga berhak memperoleh pendidikan layanan khusus
- Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga berhak memperoleh pendidikan khusus.
Dapat disimpulkan bahwa Anak berkebutuhan khusus atau anak
”special needs” adalah anak yang secara
signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik,
mental-intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Macam-macam
atau jenis anak berkebutuhan khusus antara lain yaitu
- Autisme Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistic infantile gejalanya sudah tampak pada sejak lahir.
- ADHD ADHD adalah istilah populer, kependekan dari Attention Deficit Hyperactive Disorder, (Attention = Perhatian, Deficit = Berkurang, Hyperactive = hiperaktif dan Disorder = Gangguan). Atau dalam Bahasa Indonesia, ADHD berarti Gangguan Pemusatan Perhatian disertai Hiperaktif.
- Retardasi Mental Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata.
- Tuna Netra Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision.
- Tuna Rungu Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak
- Tuna Wicara permanen.hambatan dalam berbicara.
- Tuna Ganda Yang disebut anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
- Tuna Laras Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya.
- Tuna Daksa Tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi, kurang dan “daksa” berarti tumbuh.Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang , otot dan sendi dalam fungsinya yang normal yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau disebabkan bawaan sejak lahir.
- Kesulitan Belajar Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
Pelayanan bagi anak berkebutuhan
khusus telah banyak macamnya, namun yang
terpenting adalah pelayanan dalam lingkungan keluarganya. Perhatian keluarga
dan lingkungan sangat mendukung perkembangan anak tersebut. Keberadaan mereka
harus kita akui dan syukuri, karena dengan adanya mereka, kita patutnya
menyadari betapa sempurnanya Allah SWT memberikan karunianya kepada kita yang
memiliki keadaan tubuh yang normal dan juga kita patut bersikap yang layak
kepada mereka yang memerlukan pelayanan yang lebih khusus dari kita agar mereka
merasa keberadaannya diakui oleh lingkungannya.
PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN YANG SAYA RASAKAN DARI MASA KANAK-KANAK SAMPAI SAAT INI (REMAJA)
1.
Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Masa
Kanak-Kanak
Yang
saya pelajari di dalam mata kuliah psikologi agama bahwa sifat-sifat agama pada
anak-anak tidak mendalam, anthromorphis, verbalis & ritualis, imitiatif,
rasa heran. Saya rasa sifat-sifat agama pada anak-anak ini sangat sama dengan
apa yang sudah saya alami ketika saya masih berumur -+ 6 tahun, saya meyakini
bahwa tuhan itu ada, tetapi saya belum sadar arti dari shalat, berdoa, puasa,
dll itu adalah kewajiban bagi saya sebagai seorang muslimah. Di saat itu pula
saya hanya mengikuti dari orang-orang yang di sekeliling saya. ketika orang tua
saya shalat, saya pun mengikuti mereka karena tuntutan dari orang tua,karena mereka berkata pada saya shalat itu kewajiban seorang muslim dan shalat merupakan salah satu
rukun islam, dan apabila kita tidak mengikuti maka dosa pun akan
menghampiri, dan tuhan pun akan membenci kita dan menjauhi diri kita serta
tidak disayangi oleh tuhan. Dan sinilah saya sedikit sadar arti dari shalat,
puasa, dll (yang berkaitan dengan keberagamaan) yang awalnya itu tuntutan
sampai timbulnya kesadaran dalam diri saya (karena orang tua saya memperkenalkan agama), saya percaya akan
adanya tuhan dan agama dalam hidup saya. Dan timbulah rasa ketergantungan karena saya ingin mendapat perlindungan dari
tuhan (Allah) saya, keinginan,tanggapan, serta
keinginan untuk di kenal muncul dalam diri saya.
Intinya,
perkembangan keberagamaan dalam diri saya pada masa kecil hanya ingin di
perhatikan, hanya mengikuti tanpa tahu arti akibat-sebab nya dari semua yang
saya lakukan. Serta masih memahami dan menafsirkan sesuatu hanya dari sudut
pandang saya saja, dan belum bisa mengintegrasikannya antara pendapat orang
lain dan sebagainya.
2.
Perkembangan Jiwa Kebagamaan Pada Masa
Remaja (saat ini)
Masa
remaja adalah masa dimana peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
masa dimana penuh keindahan, masa mencari identitas diri, serta mencari hal-hal
yang baru.
Dulu
ketika saya kecil hanya mengerti sebatas teori dalam ilmu-ilmu agama, sedangkan
pada saat remaja ini saya mengenal arti dari sebuah pertanggung jawaban. Pada
saat remaja ini banyak gejala-gejala yang saya alami dalam konversi agama.
Perubahan
yang saya rasakan pada saat remaja yaitu:
·
Perubahan fisik
Perubahan
saya dari kecil sampai sekarang ini sangat beda. Dilihat dari bentuk tubuh yang
mulai membesar (tinggi), suara semakin merdu, bahkan wajah pun semakin cantik. dll
·
Perubahan biologis
Perubahan
mulai dari tumbuh kembangnya organ-organ dalam diri saya. Sudah menstruasi
(sudah baligh), dan kematangan seksual (sudah mengerti pacaran, hormon semakin
meningkat), dll
·
Perubahan cara berfikir & mental
Perubahan
ini lah yang menjadikan saya semakin mengerti akan kewajiban yang harus saya
alami, karena semakin banyak ilmu yang didapat yang harus saya terapkan. Dan
mulai mengetahui benar dan salahnya suatu hal.
Dari perubahan-perubahan inilah yang
membuat terjadinya konversi agama dalam diri saya. Saat ini saya sudah mengerti
perubahan fisik yang ada dalam diri saya, semakin ingin tahu segala sesuatu
yang berkaitan dengan unsur-unsur keinginnya mencari jati diri.
Perkembangan
perasaan saya saat ini pun sangat berubah, serta cara berfikir pun sudah
mengerti arti dari mana yang benar dan mana yang salah.
Disini
saya merasa sudah harus bertanggung jawab atas segala sesuatu. Karna ketika
saat datang pertamanya menstruasi dalam diri saya disitulah saya harus tanggung
jawab atas apa yang saya lakukan. Mungkin waktu kecil (sebelum datangnya
menstruasi) dosa saya masih ditanggung orang tua, tetapi setelah datangnya mens
itu saya harus mengerti bahwa amal perbuatan yang saya lakukan akan dimintai
pertanggung jwabannya kelak diakhir nanti. Dan shalat pun yang tadinya keharusan menjadi kebutuhan bagi saya, karna dengan shalat hati saya bisa menjadi
tenang, dengan shalat saya bisa dekat dengan tuhan, dengan shalat saya
dilindungi oleh tuhan, dll.
Di masa
remaja ini saya tidak hanya sebagai masa kebingungan tetapi juga saya mulai
mencari identitas diri, mencari hal-hal baru, saya ingin merasakan hal-hal yang
belum saya rasakan. Tingkat keyakinan dan ketaatan beragama saya sangat
tergantung dalam kemampuan saya menyelesaikan keraguan & konflik batin yang
terjadi dalam diri saya sendiri. Tapi Alhamdulillah lingkungan sekitar saya
sangat mendukung saya dalam menyelesaikan keraguan serta konflik yang terjadi
dalam diri saya dengan cara mengikuti beberapa pengajian-pengajian serta
mendengarkan nasehat-nasehat dari orang tua, keluarga, guru, teman-teman, serta
masyarakat yang membuat saya semakin percaya akan adanya tuhan, dan meyakinkan
saya bahwa hidup itu perjuangan dalam memperjuangkan keimanan dan ketaqwaan
saya.
Langganan:
Postingan (Atom)